RadiusKaltim.co Samarinda – Kasus perundungan yang terjadi di lingkungan pendidikan masih menjadi perhatian serius, khususnya bagi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis. Ananda menegaskan pentingnya keterlibatan pihak sekolah dan orang tua dalam mengatasi masalah ini, demi mencegah dampak buruk yang dialami para korban.
“Saya sangat anti perundungan karena itu bisa melukai seseorang. Perundungan sudah seperti karakter. Saya berharap ada perhatian dari pemerintah untuk bisa menangani hal itu, khususnya sekolah dan juga peran orang tua,” ujar Ananda dalam keterangannya, Minggu (3/11/2024).
Menurut Ananda, kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua adalah kunci dalam mencegah serta menangani perundungan yang sering terjadi di kalangan pelajar. Ia menekankan bahwa sekolah memiliki peran besar dalam memberikan pendidikan mengenai bahaya perundungan dan menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi semua siswa.
Sementara itu, orang tua perlu lebih aktif mengawasi dan mendampingi anak-anak, baik di rumah maupun di luar sekolah.
Lebih lanjut, Ananda menyarankan pembentukan tim satuan tugas (satgas) khusus di sekolah-sekolah untuk mengawasi dan mendampingi siswa.
“Lebih bagus kalau ada tim satgas. Pihak dinas juga harus punya kewenangan yang lebih. Tim itu harus berada di bawah dinas pemberdayaan perempuan dan anak,” tambahnya.
Ia berharap agar pihak dinas terkait dapat mengambil langkah konkret dalam mengawal tim satgas ini agar aktif dalam upaya pencegahan perundungan. Dengan adanya pengawasan dan pendampingan yang konsisten, ia optimis bahwa kasus perundungan di lingkungan pendidikan dapat ditekan.
Ananda mengingatkan pentingnya perhatian pemerintah serta partisipasi seluruh pihak dalam menciptakan suasana pendidikan yang kondusif. Sekolah dan orang tua diharapkan dapat berkolaborasi dalam memberikan pemahaman dan pendidikan mengenai bahaya perundungan, sehingga anak-anak dapat belajar dalam lingkungan yang mendukung dan aman. (adv).